Daftar Metode Penilaian Investasi dan Kelebihan Serta Kekurangan
Donabisnis.com – Kelebihan dan kekurangan metode penilaian investasi. Investasi merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana pada saat sekarang. Harapannya adalah untuk bisa memperoleh keuntungan di masa depan.
Seorang yang akan melakukan investasi disebut investor. Pemahaman investasi secara mendalam dan detail bagi banyak pihak menjadi suatu yang sangat penting pada masa sekarang.
Dalam melakukan investasi, terdapat beberapa metode yang bisa digunakan. Tujuan metode ini ialah untuk menilai perlu tidaknya investasi dilakukan, atau memilih berbagai pilihan investasi. Di sini, kami akan menjelaskan secara lengkap mengenai metode penilaian investasi.
Net Present Value (NPV)
Perhaikan contoh sederhana penilaian investasi dengan metode NPV sebagai berikut.
Misalkan Anda membeli sebidang tanah seharga Rp 50 juta. Setelah selesai dibayar, ada satu perusahaan menghubungi Anda. Perusahaan tersebut mengatakan siap membeli tanah Anda tahun depan Rp 60 juta.
Apakah dengan demikian Anda bisa dikatakan mendapat untung Rp 10 juta? Tidak, karena Anda mesti mengetahui nilai uang saat ini. Jika menerima Rp 60 juta setahun yang akan daang, berapa nilai sekarang (present value)?
Bila tingkat bunga yang relevan adalah 15%, maka nilai saat ini (present value/PV) adalah sebagai berikut.
PV = 60 (1 + 0,15)
PV = Rp 52,17 juta
Dengan demikian maka selisih PV penerimaan dengan PV pengeluaran (NPV) adalah sebagai berikut.
NPV = Rp 52,17 juta – Rp 50 juta
NPV = Rp 2,17 juta
NPV positif menyatakan bahwa PV penerimaan lebih besar daripada PV pengeluaran. Maka dari itu NPV positif artinya investasi yang diinginkan akan meningkatkan kekayaan pemodal. Maka dar itu investasi ini dinilai menguntungkan.
Dengan demikianlah maka decision rule-nya adalah sebagai berikut.
Terima suatu usulan investasi yang diinginkan memberi tambahan NPV yang positif, dan tolak kalau memberi tambahan NPV yang negatif.
Bagaimana kalau NPN=0?
Dalam prakteknya akan susah mendapatkan hasil seperti itu, namun secara teoritis mungkin.
Dalam kondisi di mana NPV=0 Anda mesti mengingat apakah pemilihan tingkat bunga yang dianggap relevan di dalam perhitungan NPV sudah mempertimbangkan unsur risiko?
Jika sudah, maka cocok dengan penjelasan didalam pengelolaan modal kerja, investasi tersebut terhitung semestinya Anda terima. Dengan demikian perhitungan NPV butuh dua langkah, yaitu:
- Menaksir arus kas
- Menentukan tingkat bunga yang dipandang relevan.
Bagaimana penjelasannya, ikuti terus pembahasannya tersebut ini.
1. Menaksir Arus Kas
Masalah ketika melakukan penakrisan arus kas bukan haya menyangkut akurasi taksiran, melainkan juga harus memahami arus kas yang relavan. Definisi taksiran menyangkut masa yang akan datang, maka dari itu peluang ini sangat berkaitan dengan kekeliruan.
Kesalahan bisa terjadi karena ketidaksengajaan, namun bisa juga terjadi karena perbuatan sengaja. Sponsor yang sangat tertarik dengan sebuah proyek akan condong memberikan tambahan taksiran, maka dari itu dibutuhkan evaluasi oleh bagian keuangan.
Tak kalah penting adalah penaksiran arus kas yang dinilai relavan. Bagian keuangan yang kerap bertanggung jawab dalam kasus ini. Untuk menaksir arus kas yang relevan, perlu memperhatikan hal-hal berikut ini.
Taksirlah arus kas atas dasar setelah pajak
Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah pajak.
Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau selisih
Rencana peluncuran produk baru bisa saja akan menyebabkan pengurangan penjualan produk lama (kanibalisme). Lebih-lebih kalau produk-produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama.
Dengan demikian, mesti diperhatikan pengurangan kas masuk berasal dari produk lama akibat peluncuran produk baru.
Taksiran arus kas yang timbul dikarenakan keputusan investasi
Arus kas dikarenakan keputusan pendanaan, seperti:
- membayar bunga pinjaman,
- mengangsur pokok pinjaman
- pembayaran dividen
Tidak mesti diperhatikan. Perhatian yang Anda perlukan adalah terkait profiabilitas investasi.
Jangan Memasukkan Sunk Cost
Sunk cost adalah ongkos yang sudah berjalan supaya tak akan berubah karena keputusan yang diambil. Apa yang sudah berjalan tak bisa berubah karena keputusan yang diambil.
Hanya saja ongkos yang berubah terjadi karena keputusan Anda yang relevan di dalam analisis. Sering kali untuk menaksir arus kas digunakan taksiran laba rugi yang sesuai dengan prinsip akuntansi.
Kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas. Perhatikan contoh berikut ini.

Sesuai dengan prinsip akuntansi, laba bersih dilaporkan sebesar Rp 350 juta Sedangkan menurut arus kas, terhadap periode tersebut menghasilkan kas masuk bersih sebesar Rp 850 juta.
Perhatikan bahwa:
Kas masuk bersih = Laba setelah pajak dilengkapi penyusutan.
Perhatikan pula bahwa di dalam taksiran laba rugi sama sekali tidak dimunculkan transaksi yang menyangkut keputusan pendanaan, yakni pembayaran bunga (kalau ada). Ini merupakan langkah yang benar.
Misalkan taksiran arus kas terhadap tabel di atas merupakan taksiran arus kas yang berasal dari proyek peluncuran produk baru. Sayangnya peluncuran produk baru tersebut menyebabkan penurunan kas masuk bersih berasal dari produk lama sebesar Rp 150 juta.
Dengan demikian arus kas yang relevan untuk proyek peluncuran produk baru tersebut adalah Rp 850 juta dikurangi Rp 150 juta, yakni sebesar Rp 700 juta. Misalkan untuk pengembangan produk baru tersebut sudah dikeluarkan ongkos riset dan pengembangan senilai Rp 10 miliar.
Seandainya perusahaan akan memproduksikan produk baru tersebut, apakah ongkos riset dan pengembangan ini mesti dimasukkan sebagai komponen inovasi? Arus kas yang relevan di dalam penilaian investasi adalah arus kas yang berjalan apabila investasi tersebut dikerjakan dan tidak berjalan apabila tidak dilaksanakan.
Sebagai contoh:
Untuk pembuatan produk tersebut dibutuhkan mesin spesifik senilai Rp 30 miliar. Arus kas untuk membeli mesin ini relevan di dalam perhitungan dikarenakan arus kas tersebut akan berjalan jika memastikan untuk membuat produk baru tersebut dan tidak berjalan kalau tidak membuat produk tersebut.
Sebaliknya pengeluaran ongkos untuk riset sudah dilakukan. Apapun keputusan Anda untuk melaksanakan atau tidak proyek tersebut tidak akan pengaruhi arus kas itu.
Oleh dikarenakan itu, arus kas ini tidak relevan didalam penilaian investasi.
Biaya yang sudah dikeluarkan tersebut sebagai sunk costs yang menyatakan bahwa Anda tidak bisa merubahnya apapun keputusan Anda. Karena itu tidak relevan.
Perhatikan contoh tersebut ini:
Contohnya untuk investasi yang mempunyai usia ekonomis sekitar satu tahun. Misalkan perusahaan transportasi akan mengakses divisi baru, yakni divisi taksi. Divisi tersebut akan di mulai dengan 50 buah taksi.
Dikarenakan akan dipergunakan untuk bisnis taksi, mobil-mobil tersebut bisa dibeli denga harga Rp 30 juta per unit. Ditaksir usia ekonomis mobil tersebut adalah 4 tahun, dengan nilai sisa sebesar Rp 4 juta.
Untuk mempermudah perhitungan akan digunakan metode penyusutan garis lurus. Taksi tersebut akan dioperasikan sepanjang 300 hari didalam satu tahun. Setiap hari pengemudi dikenakan setoran Rp 50.000. Berbagai ongkos yang dibutuhkan, seperti:
- Penggantian ban, kopling, rem,
- Penggantian oli,
- Biaya perpanjangan STNK di taksir sebesar Rp 3.000.000.
Berapa NPV bisnis tersebut, kalau perusahaan sudah terkena tarif pajak pendapatan sebesar 35%? Perhatikan penyelesaian contoh soal tersebut step by step:

Rumus Penyusutan aktiva selamanya per tahun dihitung sebagai berikut:
Penyusutan per tahun = (harga perolehan – nilai sisa) : usia ekonomis
Dengan demikian, penyusutan per tahun adalah sebagai berikut:
= (Rp 1.500.000.000 – Rp 200.000.000 ) : 4
= Rp 325.000.000
Sedangkan taksiran kas masuk bersih operasi (operational net cash inflow). Atau secara umum disebut sebagai operating cash flow per tahun adalah:
= Rp 178,75 + Rp 325
= Rp 503.75 juta
Di samping itu, terhadap tahun keempat diperkirakan akan berjalan kas masuk dikarenakan nilai sisa sebesar:
= 50 x Rp 4 juta
= Rp 200 juta
Karena itu, arus kas investasi tersebut diinginkan akan seperti tersebut ini:

Misalkan tingkat bunga yang relevan adalah 16% per tahun, maka perhitungan NPV bisa dinyatakan sebagai berikut:
NPV:
= -1.500 + 1.409,58 + 110.45
= -1.500 + 1.520,03
= + Rp 20,03 juta
Karena investasi tersebut diinginkan memberi tambahan NPV positif, maka investasi tersebut diterima.
Average Rate of Return (ARR)
Metode penilaian investasi ARR (average rate of return) ini manfaatkan angka keuntungan menurut akuntansi dan biasanya dibandingkan dengan nilai investasi.
Perhatikan contoh soal dan jawaban average rate of return selanjutnya ini:
Dengan manfaatkan contoh yang sama, yakni usaha divisi taksi, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

Nilai investasi akhir pada tiap-tiap tahunnya berkurang sebesar penyusutan. Sedangkan nilai biasanya investasi merupakan penjumlahan investasi awal plus akhir dibagi dua.
Perhitungan biasanya rate of return diperoleh dengan cara membagi biasanya laba sesudah pajak dengan investasi.
Dengan kata lain, average rate of return:
= (Rata-rata laba sesudah pajak x Rata-rata investasi ) X 100%
= ( 503,75 : 850 ) x 100%
= 59,26%
Mengapa angka yang dihasilkan berbeda? Hal tersebut disebabkan sebab pengaruh magnitude dari pembagi yang berbeda.
Di samping kelemahan di dalam bentuk hasil perhitungan yang tidak sama jika digunakan angka biasanya dan dihitung tiap-tiap tahun.
Kelemahan mendasar dari metode average rate of return adalah:
- Bagaimana memilih tingkat keuntungan (rate of return) yang diakui layak
- Metode ini manfaatkan konsep laba akuntansi dan bukan arus kas
- Mengabaikan nilai sementara uang.
Metode ini menunjukkan bahwa makin tinggi average rate of return, makin lama menarik sebuah investasi. Berapa batasan dikatakan sebuah investasi itu menarik? Secara konsepsional belum ada cara untuk menentukannya.
Beda dengan penentuan tingkat bunga yang layak di dalam perhitungan NPV, terdapat jenis yang secara konsepsional sanggup dipergunakan untuk memilih batas (cut-off) nilai tersebut.
Kelemahan metode average rate of return terhitung terlihat di dalam masalah penentuan usulan investasi.
Perhatikan contoh selanjutnya ini:
Misalkan terdapat usulan investasi lain, sebut saja sebagai usulan investasi B yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

Baik investasi divisi taksi maupun investasi B, diinginkan mengimbuhkan average rate of return yang sama, yakni 59,26%.
Meskipun demikianlah kami menyaksikan bahwa investasi usaha taksi diinginkan mengimbuhkan keuntungan yang lebih besar pada tahun 1, yakni Rp 503,76 dibandingkan bersama cuma Rp 303,75.
Dan lebih kecil pada tahun keempat, walaupun jumlahnya sama. Jika diperhatikan nilai sementara uang, maka usulan investasi divisi taksi bakal lebih menarik dari usulan investasi B.
Payback Period (PP)
Metode penilain investasi payback period adalah metode untuk menghitung berapa cepat investasi yang dilaksanakan sanggup kembali. Oleh dikarenakan itu hasil perhitungannya dinyatakan di dalam satuan waktu, yakni tahun atau bulan.
Perhatikan contoh soal dan jawaban payback period tersebut ini:
Jika kita gunakan perumpamaan bisnis divisi taksi di atas, maka kita memperkirakan bahwa investasi yang dikeluarkan sebesar Rp 1.500.000.000 pada saat dimulai. Diharapkan bakal memberi tambahan kas masuk bersih sebesar Rp 503.750.000 pada tahun 1 hingga 4, dilengkapi Rp 200.000.000 pada mengetahui keempat.
Dengan demikian sebelum tahun ketiga, investasi sebesar Rp 1.500.000.000 diharapkan sudah sanggup kembali. Perhitungan payback period rumus secara rincinya adalah sebagai berikut:
Selama dua th. dana diharapkan sudah kembali sebesar:
= 2 x Rp 503.750.000 = Rp 1.007.500.000
Dengan demikian sisanya tinggal:
= Rp 1.500.000.000 – Rp 1.007.500.000
= Rp 492.500.000
Karena pada tahun ketiga diharapkan investasi tersebut membuahkan Rp 503.750.000, maka kekurangan sebesar Rp 492.500.000 diharapkan bakal kembali di dalam waktu:
= (492,5 : 503,75) x 12 = 11,73 bulan
Dengan demikian periode payback-nya:
= 2 tahun 11,73 bulan
Semakin pendek periode payback, maka tambah menarik investasi tersebut. Masalahnya, sekali lagi, berapa periode payback minimal? Secara konsepsional, sayangnya masih belum sanggup dirumuskan.
Kelemahan lain berasal dari periode payback adalah:
- Tidak mencermati nilai pas uang
- Mengabaikan arus kas setelah periode payback
Untuk menangani kelemahan dikarenakan mengabaikan nilai pas uang. Maka metode penghitungan payback period dicoba diperbaiki dengan mem-present-value-kan arus kas, dan dihitung periode payback-nya.
Cara ini disebut sebagai discounted payback period
Dengan gunakan perumpamaan yang sama, maka perhitungan discounted payback period.
Dengan R=16% bakal nampak sebagaimana di sajikan pada tabel tersebut ini:

Dengan cara yang sama layaknya sewaktu kita menghitung payback period, maka discounted payback-nya didapatkan 3 tahun 11,4 bulan
Internal Rate of Return (IRR)
Pengertian metode penilaian investasi IRR adalah tingkat bunga yang menyamakan PV pengeluaran (kas keluar) dengan PV penerimaan (kas masuk).
Perhatikan contoh soal metode penilaian investasi IRR berikut ini:
Masih mengfungsikan misal usaha divisi taksi di atas, maka kami mampu mengkalkulasi rencana investasi yang beruntung sebagai berikut:
Dengan trial dan error dan interpolasi, Anda dapat memperoleh:

Anda menginginkan pada segi kanan persamaan = Rp 1.500.000.000. Jika diselisihkan dengan I=16% dengan PV=Rp 1.520.030.000 maka perbedaan Rp 20.030.000 adalah ekuivalen dengan:
(20,03 : 34,40) x 1% = 0,62%
Karena itu i = 16% + 0,62% = 16,62%
Decision rule metode ini adalah ‘terima investasi yang dikehendaki beri tambahan IRR lebih besar sama dengan tingkat bunga yang dipandang layak’. Jika kami mengfungsikan tingkat bunga yang dipandang layak = 16%, maka rencana investasi berikut dinilai beruntung (karena I>R).
Profitability Index (PI)
Profitability index menunjukkan perbandingan antara PV kas masuk bersama PV kas keluar. Dinyatakan didalam rumus sebagai berikut:
Profitability index = PV kas masuk : PV kas keluar
Untuk misal investasi yang sama, profitability index (disingkat PI) bisa dihitung sebagai berikut:
PI = 1.520,03 : 1.500 = 1.013
Perhatikan, didalam perhitungan PI kita perlu menentukan terutama dahulu tingkat bunga yang dipandang layak (R). Di sini kita gunakan R = 16%
Decision rule kita adalah ‘terima investasi yang dikehendaki memberi tambahan PI lebih besar dari 1,0’
Akhir Kata
Demikian pembahasan lengkap mengenai metode penilaian investasi lengkap. Mulai dari Net Present Value (NPV), Average Rate of Return (ARR), Payback Period (PP), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan pembahasannya lengkap.
Originally posted 2023-09-18 23:22:58.